STRATEGI MNEMONIK KATA KUNCI UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMORI SISWA SEKOLAH DASAR
The Mnemonic Keyword Strategy to Improve Memory Achievement for
Elementary Students
Program Studi Psikologi
ABSTRACT
The purpose of the eksperiment was
to show the level improvement the capacity in student memory by using mnemonic
keywords. Mnemonics was an encoding strategy used to improve memory. Numerous
studies have shown the advantages of mnemonic techniques to aid memory.
The subjects were sixth graders who had only studied English for 3
years at school. Their age range from 11-12 years, and the sample size was
forty students. The subjects were divided into
two groups of 20 students in the control group and 20 students in the experimental group. Each subject was given a
study booklet. The students were trained to associate each English word with a
sound- alike keyword Indonesian. The experimental gave an explanation and emphasized the
importance of using interactive
imagination.
The data analized using Anova mixed factor, mixed from anava between group with
anava repeated measures (Hadi, 2000). The data analized using General Linear Model Program SPSS
Versi 11.5.
The results of this experiment
indicated that experimental group who received mnemonic strategy keyword is
shown the capacity of memory increase over 24 hours of 72.8 % than control
group. The conclusion that the mnemonic training was effective to improve
memory.
Keywords: mnemonic keyword strategy,
memory achievement, elementary students.
________________
1)
Fakultas Psikologi Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
2)
Fakultas Psikologi Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
1. Pengantar
Sejumlah
orang mempunyai kemampuan memori sangat hebat. Kira-kira 5 sampai 10 % anak
menunjukkan kemampuan daya ingat sangat kuat pada awal masa kanak-kanak, namun
kemampuan ini tidak bertahan sampai dewasa. (Markowitz & Jensen, 2002).
Analogi yang muncul dari teori tersebut, 90 – 95 % anak tidak memiliki
kemampuan memori kuat, sehingga mereka membutuhkan pelatihan dan pembelajaran
yang mendukung.
Masalahnya
adalah bagaimana meningkatkan kemampuan belajar kosakata asing yang sulit di
ingat oleh memori mereka? Strategi apa
yang tepat digunakan untuk
mengingat kembali data yang sudah masuk melalui sensori memori supaya menjadi
lebih baik dan bisa ditingkatkan?
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejauhmana
terjadinya peningkatan memori siswa Sekolah Dasar yang diberi pelatihan memori
menggunakan strategi mnemonik kata kunci.
2. Tinjauan Pustaka
Memori merupakan kemampuan individu untuk menerima, menyimpan, dan menarik kembali
informasi ketika dibutuhkan. Para ahli mengidentifikasi tiga tahap
memori, yaitu tahap penyandian, tahap penyimpanan, dan tahap pengambilan
kembali (Atkinson, 1987).
Kemampuan memori selalu melibatkan kemampuan diterimanya stimulus
oleh sensori register atau sensori memori, kemudian dilanjutkan pada memori
jangka pendek. Memori jangka pendek dengan kondisi tertentu akan dilanjutkan ke
memori jangka panjang (Woody & Lavoie, 1992).
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan memori
antara lain:
usia, atensi
atau perhatian, interval waktu, daftar aitem (panjang dan pendek), intensitas
kebisingan, deepth of processing approach (pendekatan kedalaman
pemrosesan), penggunaan strategi peningkatan memori yang tepat (salah satunya adalah strategi
mnemonik).
Kata kunci merupakan salah satu bagian dari penerapan strategi
mnemonik yang paling tepat digunakan untuk meningkatkan penguasaan kosakata
asing. Atkinson (Solso, 2001) menyatakan bahwa kata kunci merupakan “suatu kata
dalam bahasa Inggris yang disuarakan
seperti kata-kata asing”.
Wang, Thomas, dan Oulette (1992) menyatakan bahwa subyek
penelitian yang menggunakan mnemonik kata kunci mempunyai kemampuan mengingat
kosakata bahasa Perancis lebih baik jika dibandingkan dengan rote-rehearsal.
Levin dkk (1979) menyatakan bahwa metode mnemonik kata kunci lebih efektif jika
digunakan untuk remaja dan dewasa ketika diterapkan secara individual, bukan
kelompok. Johnson, Adams, dan Bruning (1985) mengatakan bahwa kata kunci mampu
memfasilitasi memori terhadap kemampuan kosakata. Fuentes (Compos, dkk., 2003),
dan Levin (1979) menyatakan bahwa kata kunci lebih efektif bagi siswa Sekolah
Dasar (SD) dibandingkan siswa di atasnya. Compos, dkk. (2004) menyatakan bahwa
signifikansi kelompok kata kunci lebih tinggi jika dibandingkan kelompok
kontrol dalam mengingat kata dengan kejelasan tinggi.
Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka di atas, maka
penulis mengajukan kerangka pemikiran teoetis sebagai berikut:
1.
Setiap anak mempunyai potensi
kemampuan memori kosakata Inggris secara tidak terbatas. Namun dalam
perkembangannya masing-masing mencapai tingkat kemampuan yang berbeda-beda .
Perbedaan ini dipengaruhi oleh faktor
pendidikan dan pelatihan.
2.
Kemampuan membuat asosiasi,
merupakan kemampuan kognitif untuk memperkaya kemampuan memori kosakata Inggris
yang bisa ditingkatkan melalui pelatihan strategi mnemonik kata kunci.
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan di atas, maka
penulis mengajukan hipotesis bahwa strategi mnemonik kata kunci dapat
meningkatkan kemampuan memori. Kelompok yang di beri pelatihan menunjukkan kemampuan memori lebih tinggi jika
dibandingkan dengan kelompok yang tidak di beri pelatihan.
3.
Cara Penelitian
Bahan belajar disajikan melalui lembar panduan yang diberikan kepada
kelompok eksperimen. Asosiasi yang sudah
disajikan dalam lembar panduan untuk kelompok eksperimen dimaksudkan sebagai
contoh. Tugas siswa selama pelatihan adalah membuat asosiasi kalimat yang bisa
menghubungkan antara kata kunci dengan arti kata (tiap kali pertemuan siswa
mengerjakan 30 asosiasi).
Media pembelajaran yang digunakan adalah kertas manila
berukuran 40 x 20 cm yang berisi tulisan tangan berhuruf kapital mengenai
urutan cara menerapkan strategi mnemonik kata kunci melalui penggunaan
asosiasi.
Kata pembuka yang disampaikan eksperimenter adalah
ucapan salam “Assalamu’Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”, dan dilanjutkan
dengan “perkenalan singkat identitas eksperimenter dan pemandu”. Eksperimenter
juga menyampaikan maksud penelitian. Kesepuluh kata yang disampaikan oleh
eksperimenter untuk kelompok “HEWAN” adalah sebagai berikut:
Kata Inggris Kata Kunci Arti Kata
- Bear buyar beruang
Asosiasi à Beruang
yang ku lihat di hutan itu membuyarkan lamunanku
- Cricket kerik jangkrik
Asosiasi à Jangkrik
bersuara dengan bunyi kerik-kerik
- Cock koki ayam jantan
Asosiasi à Koki
restoran sedang memasak ayam jantan
- Crocodile kroco buaya
Asosiasi à Buaya
kecil itu saya namakan kroco
- Deer der rusa
Asosiasi à Rusa
di hutan itu di tembak pemburu dengan bunyi senapan ‘der’
- Duck dug bebek
Asosiasi à bebek
itu mati dan jatuh di tanah dengan menimbulkan suara “dug”
- Goose bagus angsa
Asosiasi à Angsa
di atas danau itu bagus sekali
- Rabbit sabit kelinci
Asosiasi à Kelinci
makan rumput yang disabit ayahku
- Snail kail keong
Asosiasi à Kail
itu tersangkut di tubuh keong
- Parrot parut burung beo
Asosiasi à Burung
beo itu hinggap diatas parut
- Cat cat kucing
Asosiasi à …………………………………………………..
Kosakata ke-11 pada kelompok “hewan” dilatihkan kepada
siswa untuk dibuat asosiasi, sehingga pada bagian asosiasi dikosongkan dengan
pemberian tanda (Asosiasi à …..
), disusul kemudian 9 kosakata dari kelompok “kata sifat.” Kalimat yang
disampaikan eksperimenter adalah: “Tugas kalian
adalah membuat asosiasi seperti yang ibu sampaikan tadi. Asosiasi yang
kalian buat, kalian tulis pada lembar kertas manila yang sudah kalian terima
dari pemandu. Kalian harus menirukan kata-kata yang ibu ucapkan dengan suara
keras.” Selanjutnya ekperimenter menyuruh siswa membuat asosiasi kelompok “Kata
Sifat.”
KATA SIFAT (9 kosakata)
Kata Inggris Kata Kunci Arti
Kata
- Bright memberi terang
Asosiasi à …………………………………………………………………
- Cheap cuap-cuap murah
Asosiasi à …………………………………………………………………
- Clever lemper pandai
Asosiasi à …………………………………………………………………
- Fat patah gemuk
Asosiasi à …………………………………………………………………
- Sunny sunyi cerah
Asosiasi à …………………………………………………………………
- Tall tali tinggi
Asosiasià ………………………………………………………………….
- Thin tinta kurus
Asosiasià…………………………………………………………………..
- Windy windu berangin
Asosiasià ………………………………………………………………….
- Long longgar panjang
Asosiasià ………………………………………………………………….
Eksperimenter
melanjutkan pelatihan dengan membuka sesi tanggapan. Selanjutnya eksperimenter
membacakan kelompok kata “Alat-Alat Sekolah” dan siswa menirukannya dengan
suara keras. Siswa membuat asosiasi kelompok kata “Alat-Alat Sekolah” setelah
ada aba-aba dari eksperimenter.
ALAT-ALAT SEKOLAH (9 kosakata)
Kata Inggris Kata Kunci Arti
Kata
- Bench benci bangku
Asosiasi à …………………………………………………………………
- Bag bak tas
Asosiasi à …………………………………………………………………
- Board bor papan
Asosiasi à ……………………………………………………………….
- Desk Desaku meja tulis
Asosiasi à
……………………………………………………………….
- Eraser keras penghapus
Asosiasi à……………………………………………………………….
- Flag plang bendera
Asosiasi à
………………………………………………………………
- Ruler ular penggaris
Asosiasi à ………………………………………………………………
- Shoes saos sepatu
Asosiasi à ………………………………………………………………
- Table tabel meja
Asosiasi à ……………………………………………………………….
Eksperimenter
melanjutkan pelatihan dengan membuka sesi tanggapan. Selanjutnya eksperimenter
membacakan kelompok kata “Bagian Tubuh” dan siswa menirukannya dengan suara
keras. Siswa membuat asosiasi kelompok kata “Bagian Tubuh” setelah ada aba-aba
dari eksperimenter.
BAGIAN TUBUH (11 kosakata)
Kata Inggris Kata Kunci Arti
Kata
- Arm arem-arem lengan
Asosiasi à
…………………………………………………………….
- Cheek cek pipi
Asosiasi à
…………………………………………………………….
- Chin cin-cin dagu
Asosiasi à
…………………………………………………………………
- Ear iris telinga
Asosiasi à …………………………………………………………………
- Hair hari rambut
Asosiasi à ………..……………………………………………………….
- Knee kena lutut
Asosiasi à …………………………………………………………………
- Lip lipat bibir
Asosiasi à …………………………………………………………………
- Mouth muat mulut
Asosiasià ………………………………………………………………….
- Neck nenek leher
Asosiasi à …………………………………………………………………
- Stomach tomat perut
Asosiasi à …………………………………………………………………
- Tongue tong lidah
Asosiasi à
…………………………………………………………………
Eksperimenter
membuka pertemuan hari kedua dengan ucapan salam sebagai prolog. Eksperimenter
membacakan daftar kata satu persatu, siswa menyimak daftar kata tersebut. Kata
Inggris yang bercetak miring dibacakan 2 kali, sedangkan kata kunci, dan arti
kata masing-masing dibacakan 1 kali. Siswa menirukan dengan suara keras setelah
eksperimenter selesai mengucapkan kata-kata tersebut.
AKTIVITAS (7 kosakata)
Kata
Inggris Kata Kunci Arti Kata
1.
Canoe kamu bersampan
Asosiasi à Kamu
pulang bersampan saja.
2.
Cycling siklus bersepeda
Asosiasi à Aku bersepeda
berputar-putar membentuk siklus
3.
Gave gapai memberi
Asosiasi à Aku
mampu menggapai prestasi tertinggi di kelas, sehingga ayah memberiku
hadiah
4.
Jumping jumpa melompat
Asosiasi à Tina
berjumpa sahabat lama, sehingga ia melompat kegirangan
5. Painting pontang- panting mengecat
Asosiasi à Aku
harus mengecat tembok sendirian, sehingga aku merasa pontang-panting
mengerjakannya
6. Pray seprei berdoa
Asosiasi à Aku berdoa,
“semoga aku di belikan seprei baru oleh ibuku”
7. Reciting resik membacakan
Asosiasi à Andi
sedang membacakan ayat suci AlQuran di atas panggung yang resik
itu.
BENDA YANG BERHUBUNGAN DENGAN PAKAIAN (7 kosakata)
Kata
Inggris Kata Kunci Arti Kata
- Blanket lengket selimut
Asosiasi à Udara
terasa dingin, sehingga tubuhku terasa lengket dengan selimut.
- Belt belut ikat pinggang
Asosiasi à
Belut itu panjangnya seperti ikat pinggangku
- Button beton kancing
Asosiasi à Biji beton
itu di iris-iris bulat tipis menyerupai kancing baju
Eksperimenter memberi kesempatan siswa untuk bertanya,
dan memberikan tanggapan terhadap materi pelatihan. Selanjutnya ia menyuruh
siswa membuat asosiasi dari kelompok kata “Benda yang berhubungan dengan
pakaian”, setelah ia membacakan daftar kata (nomor 4 sampai 7).
- Cap kecap topi
Asosiasià
………………………………………………………………….
- Cassock kapok baju jubah
Asosiasià ………………………………………………………………….
- Glove globe sarung tangan
Asosiasià ………………………………………………………………….
- Trouser terasa celana panjang
Asosiasià………………………………………………………………….
Eksperimenter melanjutkan pelatihan dengan membuka sesi
tanggapan. Selanjutnya eksperimenter membacakan kelompok kata “Peralatan” dan
siswa menirukannya dengan suara keras. Siswa membuat asosiasi kelompok kata
“Peralatan” setelah ada aba-aba dari eksperimenter.
PERALATAN (13 kosakata)
Kata
Inggris Kata Kunci Arti Kata
- Bed beda tempat tidur
Asosiasi à …………………………………………………………………
- Boat buat perahu
Asosiasi à …………………………………………………………………
- Bowl towel mangkuk
Asosiasià ………………………………………………………………….
- Comb oncom sisir
Asosiasià ………………………………………………………………….
- Fan panci Kipas Angin
Asosiasià
………………………………………………………………….
- Ladle sadel sendok
Asosiasià
………………………………………………………………….
- Plate plat piring
Asosiasià
………………………………………………………………..
- Raft rapat rakit
Asosiasi à …………………………………………………………………
- Rosary sari tasbih
Asosiasi à
…………………………………………………………………
- Soap suap sabun
Asosiasi à …………………………………………………………………
- Vase pas jambangan
Asosiasi à
…………………………………………………………………
- Water wader air
Asosiasià ………………………………………………………………….
- Yacht ayah kapal pesiar
Asosiasià ………………………………………………………………….
Eksperimenter melanjutkan pelatihan dengan membuka sesi
tanggapan. Selanjutnya eksperimenter membacakan kelompok kata “Makanan” dan
siswa menirukannya dengan suara keras. Siswa membuat asosiasi kelompok kata
“Makanan” sebagai tugas kelompok setelah ada aba-aba dari eksperimenter.
MAKANAN (9 kosakata)
Kata
Inggris Kata Kunci Arti Kata
- Banana ban pisang
Asosiasià ………………………………………………………………….
- Cabbage cabang kubis
Asosiasià ………………………………………………………………..
- Candy candi manisan
Asosiasià ………………………………………………………………..
- Cucumber ketumbar mentimun
Asosiasià ………………………………………………………………..
- Guava goa jambu biji
Asosiasià ………………………………………………………………….
- Peanut penat kacang tanah
Asosiasià ………………………………………………………………….
- Pumpkin mungkin labu
Asosiasià ………………………………………………………………….
- Shrimp srimpi udang
Asosiasi à …………………………………………………………………
- Spinach enak bayam
Asosiasi à …………………………………………………………………
Eksperimenter melanjutkan dengan membuka sesi tanggapan.
Selanjutnya eksperimenter membacakan kelompok kata “Keluarga” dan siswa
menirukannya dengan suara keras. Siswa membuat asosiasi kelompok kata
“Keluarga” sebagai tugas terakhir pelatihan hari kedua setelah ada aba-aba dari
eksperimenter.
KELUARGA (4 kosakata)
1.
Aunt unta bibi
Asosiasià …………………………………………………..…………
2.
Cousin kaos saudara sepupu
Asosiasià ……………………………………………………………..
3.
Daughter dokter anak perempuan
Asosiasià ……………………………………………………………..
4.
Uncle mangkel paman
Asosiasi à ……………………………………………………………..
Eksperimenter menyampaikan kata penutup. untuk pelatihan
yang telah diberikan selama 2 hari.
Penulis menggunakan validitas isi untuk menyusun materi
mnemonik kata kunci. Validitas isi bisa digunakan untuk mengukur tes kosakata
(Crocker & Algina, 1986). Algina juga menyatakan bahwa untuk mengukur
validitas isi terhadap difficulty level, seorang peneliti bisa
menggunakan nilai p (peluang subyek
untuk menjawab benar suatu aitem yang diujikan).
Langkah-langkah penyusunan alat ukur antara lain:
a.
Mengumpulkan kosakata yang ada
dalam buku English Lesson 1, English Lesson 2, & English Lesson 3,
sumber belajar kelas IV, kelas V, dan kelas VI.
b.
Mencatat kurang lebih 600
kosakata yang sudah diajarkan di kelas.
c.
Berkonsultasi dan menemukan
kosakata yang sulit berdasarkan hasil wawancara dengan satu orang guru bidang
studi Bahasa Inggris.
d.
Membuat Mnemonik untuk kosakata sulit.
e.
Melakukan pengelompokan kata
yang sudah dimnemonikkan.
f.
Menyusun aitem kosakata materi
pelatihan strategi mnemonik kata kunci dan menyusun soal kemampuan memori (pre
tes dan pos tes).
Delapan puluh kosakata yang diperoleh berdasarkan langkah penyusunan alat ukur di
atas diujikan dalam pre tes, kemudian
dianalisa dengan melakukan analisis butir. Sesuai dengan
spesifikasi tujuan penelitian, mnemonik
ditujukan untuk memudahkan siswa belajar kosakata yang sulit, maka di peroleh
66 kosakata (aitem) yang memiliki nilai p yang bergerak dari angka 0 sampai
0.6. Aitem tersebut diasumsikan sebagai
aitem sulit, karena ada beberapa siswa yang tidak memiliki peluang untuk
mengingat dengan baik kosakata yang diujikan.
Post tes dilaksanakan satu
hari setelah pelatihan mnemonik kata kunci selesai dilakukan. Kosakata yang
disampaikan dalam pos tes berjumlah 66 aitem. Semua aitem yang diujikan adalah
kosakata yang mempunyai P < 0,6, aitem tersebut diidentifikasi dari 9
pengelompokan jenis kosakata.
Tabel 1Butir soal
yang diikutkan dalam pos tes
Pengelompkan jenis
kosakata
|
Nomor penyekoran aitem
|
Jumlah kosakata
|
Hewan
|
1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan
10
|
9 kosakata
|
Kata Sifat
|
12, 13, 14, 15, 16, 17, dan
20
|
7 kosakata
|
Alat Sekolah
|
21, 22, 23, 24, 25, dan 27
|
6 kosakata
|
Bagian Tubuh
|
30, 31, 32, 33, 35, 36, 37,
38, 39, dan 40
|
10 kosakata
|
Peralatan
|
41, 42, 43, 44, 48, 49, 50,
51, 52, dan 53
|
10 kosakata
|
Makanan
|
55, 56, 57, 58, 59, 60, 61,
dan 62
|
8 kosakata
|
Aktivitas
|
63, 63, 65, 66, 67, dan 69
|
6 aitem
|
Benda yang berhubungan
dengan pakaian
|
70, 72, 73, 74, 75, dan 76
|
6 aitem
|
Keluarga
|
77, 78, 79, dan 80
|
4 aitem
|
Jumlah
|
66 aitem
|
Pengukuran kemampuan memori dinilai berdasarkan
kemampuan siswa dalam menjawab soal secara benar dan akurat. Pengukuran
menggunakan alat bantu stop watch.
Tiap aitem soal yang dijawab benar di skor 1 (satu) dan yang salah
diskor 0 (nol). Tes kemampuan daya ingat merupakan bentuk tes kognitif.
Tabel 2 Rincian
waktu pelatihan strategi mnemonik
No.
|
Hari
|
Waktu
|
Tanggal
|
Jenis Kegiatan
|
1
|
Ahad
|
07.00
|
5 Desember
|
Pre tes
|
2
|
Senin
|
-
|
-
|
-
|
3
|
Selasa
|
07.00
|
7 Desember
|
Pelatihan hari I
|
4
|
Rabu
|
07.00
|
8 Desember
|
Pelatihan hari II
|
5
|
Kamis
|
07.00
|
9 Desember
|
Pos tes
|
Subyek penelitian didasarkan pada populasi kelas VI MIS
I Karanganyar Pekalongan. Jumlah siswa keseluruhan adalah 43 siswa. Kriteria
subyek adalah mereka tidak pernah mengikuti kursus bahasa Inggris di lembaga
kursus bahasa, dan mereka tidak memiliki buku bacaan berbahasa Inggris yang
diajarkan di kelas.
Langkah-langkah pemilihan subyek penelitian adalah
sebagai berikut:
1.
Pre tes. Pre tes diikuti oleh
41 siswa.
2.
Pengelompokan siswa ke dalam
kelompok nilai tinggi dan rendah berdasarkan skor pre tes.
3.
Pembagian kelompok nilai tinggi
dan rendah secara acak atau random.
Random dilakukan dengan cara mengocok kertas yang telah
diberi kode I dan II. Setiap siswa memiliki kesempatan yang untuk mendapat
suatu perlakuan. Tahap awal kondisi subyek pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol ditentukan berdasarkan mean rata-rata yang tidak signifikan
(Spear, Penrod, & Baker, 1988). Mean sampel yang hampir sama dari
dua kelompok menunjukkan representasi yang akurat, dan menghindarkan dari sampling error.
Kontrol lingkungan fisik dilakukan dengan cara:
1. Lingkungan fisik kelas di desain dengan format letter U.
2. Di dalam ruangan kelas di beri tanaman hidup, supaya ruangan terasa
nyaman.
3. Pakaian eksperimenter dan pemandu diseragamkan antara hari
pertama dan kedua pelatihan.
4. Ruangan dilengkapi dengan cahaya neon 15 watt sejumlah 2 neon.
5. Pelatihan berlangsung di ruang tertutup.
Prosedur eksperimen yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
Waktu : 80
menit (Hari pertama)
Waktu
|
Materi
|
Metode
|
07.00
– 07.10
(10
menit)
|
1)
Eksperimenter menyampaikan prolog selama 10 menit (2 menit untuk
memperkenalkan diri, 8 menit untuk menjelaskan tema pelatihan).
2) Tiap1 siswa memperoleh 8 potong kertas manila kosong berwarna
putih berukuran 10 x 5 cm yang akan digunakan untuk menuliskan asosiasi.
Kertas tersebut dibagikan oleh pemandu eksperimen yang bertugas membantu
eksperimenter dalam pelatihan. Jumlah pemandu adalah 2 orang.
|
|
07.10
– 07.25
(15
menit)
|
Eksperimenter
menerangkan 10 kosakata, kata kunci, dan cara membuat asosiasi (menghubungkan
antara kata kunci dengan arti kata)
|
Metode ceramah,
media yang digunakan : potongan kertas manila berukuran 40 x 20 cm
|
07.25
– 07.30
(5
menit)
|
Siswa di beri
kesempatan bertanya dan memberikan tanggapan. Tanggapan yang benar diberi
penghargaan tanda bintang berwarna merah
|
|
07.30
– 07.35
(5
menit)
|
Tiap siswa di beri tugas membuat 10 asosiasi yang
terdiri dari 1 kosakata kelompok
“hewan,” dan 9 kosakata pada kelompok “kata sifat.” Dua menit digunakan untuk
membacakan daftar kata Inggris, Tiap kata dibacakan 2 kali, sedangkan kata
kunci dan arti kata masing-masing 1 kali. Tiga menit berikutnya adalah
alokasi waktu bagi siswa untuk membuat asosiasi.
|
Metode
: penugasan
|
07.35 – 07.40
(5
menit)
|
Tanggapan
terhadap asosiasi yang di buat oleh siswa,. Siswa yang memberikan tanggapan
dengan benar menerima penghargaan tanda bintang berwarna merah.
|
|
07. 40 –07.45
(5
menit)
|
Siswa membuat
9 asosiasidari jenis kata alat-alat sekolah. Dua menit digunakan untuk
membacakan daftar kata Inggris, tiap kata dibacakan 2 kali, sedangkan kata
kunci dan arti kata masing-masing 1 kali. Tiga menit berikutnya adalah
alokasi waktu bagi siswa untuk membuat asosiasi.
|
Metode:
penugasan dan pengarahan
|
07.45
– 07.50
(5
menit)
|
1) Siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan kesulitan yang
dialami ketika membuat asosiasi.
2) Siswa mencatat kesulitan asosiasi yang sudah terjawab dari
siswa lain yang mampu membuat asosiasi ke dalam lembar manila dengan menuliskan
kata “tanggapan” samping kertas.
|
Metode
: mencatat dan memperhatikan
|
07.50
– 07.56
(6
menit)
|
Siswa ditugaskan membuat asosiasi 11 kosakata kelompok “bagian
tubuh.” Dua setengah menit digunakan untuk membacakan daftar kata Inggris,
tiap kata dibacakan 2 kali, sedangkan kata kunci dan arti kata masing-masing
1 kali. Tiga setengah menit berikutnya adalah alokasi waktu bagi siswa untuk
membuat asosiasi.
|
|
07.55
– 08.00
(5
menit)
|
Tanggapan dan pertanyaan dari siswa
|
|
08.00
– 08.05
|
Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan keseluruhan asosiasi yang
masih dirasakan sulit
|
|
08.05
– 08. 15
(10
menit)
|
Siswa di beri kesempatan untuk menyimpan kata kunci, arti kata dan
asosiasi antara kata kunci dan arti kata.
|
Metode
: Pengendapan materi
|
08.15
– 08.20
(5
menit)
|
Eksperimenter menutup pertemuan hari pertama
|
Waktu : 80
menit (Hari Kedua)
Waktu
|
Materi
|
Keterangan
|
07.00
– 07.05
(5
menit)
|
Prolog
|
|
07.05
– 07.20
(10
menit)
|
Menerangkan
10 kosakata, kata kunci, dan cara membuat asosiasi. Kosakata yang dicontohkan
adalah 7 kosakata kelompok “aktivitas”, dan 3 kosakata kelompok “benda yang
berhubungan dengan pakaian.” Eksperimenter membacakan daftar kata Inggris
satu kali, kemudian ia membacakan lagi untuk ditirukan oleh siswa dengan
suara keras.
|
Metode ceramah dan modeling
|
07.20–
07.25
(5
menit)
|
Siswa di beri
kesempatan bertanya dan memberikan tanggapan. Siswa yang memberikan tanggapan
dengan benar memperoleh penghargaan tanda bintang berwarna merah.
|
|
07.25
– 07.27
(2
menit)
|
Siswa diberi
tugas mengerjakan 4 soal dengan membuat asosiasi antara kata kunci dan arti
kata kelompok “benda yang berhubungan dengan pakaian.” Alokasi waktunya 45
detik untuk membaca daftar kata bersama-sama, 75 detik untuk membuat
asosiasi.
|
Metode:
penugasan
|
07.27– 07.34
(7
menit)
|
Siswa ditugaskan
membuat 13 asosiasi dari kelompok “peralatan.” Alokasi waktu 2 menit 45 detik
untuk membaca daftar kata bersama-sama, dan 4 menit 15 detik digunakan untuk
membuat asosiasi.
|
Penugasan
|
07.34 – 07.41
(5
menit)
|
Tanggapan dan
pertanyaan
|
|
07. 41– 07.45
(5
menit)
|
Pengarahan
dari eksperimenter untuk penugasan kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 5
siswa. Jumlah kelompok ada 4. Jumlah kosakata ada 9 buah Tiap siswa dalam
kelompok menyelesaikan 2 asosiasi kosakata.
Selanjutnya 1 orang siswa yang mendapatkan bagian 1 asosiasi ditugaskan untuk menuliskan
keseluruhan asosiasi yang sudah
selesai dikerjakan dalam kelompoknya masing-masing.
|
Ceramah
|
07.45
– 07.50
(5
menit)
|
Siswa membuat
asosiasi sebanyak 9 asosiasi kelompok kosakata “Makanan” secara berkelompok.
Alokasi waktu 2 menit untuk membaca daftar kata bersama-sama, dan 3 menit
untuk membuat asosiasi.
|
Metode: penugasan dan diskusi
|
07.50
– 07.55
(5
menit)
|
1)
Masing-masing siswa membacakan asosiasi yang dibuat kelompok mereka secara
bergantian
2) Siswa
menyimak asosiasi yang dibacakan kelompok lain.
|
Metode
: mencatat dan memperhatikan
|
07.55
– 07.57
(2
menit)
|
Tiap siswa di beri tugas membuat 4 asosiasi kelompok kosakata
“keluarga.” Alokasi waktu 45 detik untuk membaca daftar kata bersama-sama,
dan 75 detik untuk membuat asosiasi.
|
Metode:
penugasan individual
|
07.57
–08.05
(8
menit)
|
Tanggapan dan pertanyaan seluruh materi yang disampaikan pada hari
kedua
|
|
08.05
– 08. 15
(10
menit)
|
Siswa di beri kesempatan untuk menyimpan kata kunci, arti kata dan
asosiasi antara kata kunci dan arti kata.
|
Metode:
Pengendapan materi
|
08.15
– 08.20
(5
menit)
|
Eksperimenter
menutup rangkaian ekperimen
|
Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen melalui
pre-test dan post test terhadap kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Desain yang digunakan adalah untreated control group pre-test and post test
design (tidak memberikan perlakuan terhadap kelompok kontrol (Cook &
Campbell, 1979). Analisis data yang digunakan dalam penelitian
adalah analisis varian satu jalur dengan menggunakan amatan ulangan terhadap
pre tes dan pos tes. Analisis jenis ini disebut anava 1-jalur mixed 1- faktor
(anava A-Mx-B), yaitu gabungan dari anava antar kelompok 1-jalur dengan anava
amatan ulangan 1-faktor. Jalur digunakan sebagai pemisah kelompok, sedangkan
istilah faktor digunakan untuk menunjuk amatan ulangan (Hadi, 2000). Analisis
data menggunakan General Linear Model Program SPSS Versi 11.5.
4. Hasil Penelitian dan
pembahasan
Tabel 3. Rangkuman hasil
analisis varian
Sumber variasi
|
JK
|
db
|
RK
|
F
|
P
|
SE
|
Antar
Kelompok
Galat
|
1638.400
2729.600
|
1
38
|
1638.400
71.832
|
22.809
-
|
< 0.01
-
|
0.375
-
|
Dalam
Tes*Kelompok
Galat
|
3200.450
1193.100
|
1
38
|
3200.450
31.397
|
101.934
-
|
< 0.01
-
|
0.728
-
|
Hipotesis yang diajukan diterima. Kelompok eksperimen yang dilatih
strategi mnemonik kata kunci mempunyai kemampuan memori lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan, sehingga pelatihan
dinyatakan efektif. Perlakuan strategi mnemonik kata kunci telah meningkatkan
kemampuan kelompok eksperimen sebesar 72.8 %.
Beberapa kemungkinan dapat dikemukakan berdasarkan peningkatan
kemampuan memori siswa yang dilatih strategi mnemonik kata kunci antara lain
melalui pengukuran kemampuan memori pre tes - di beri mnemonik - di ukur lagi
dalam pos tes.
Pre
tes yang diberikan kepada siswa
ditanggapi oleh mereka sebagai kosakata yang sulit. Kesulitan yang
dialami oleh siswa bisa dieliminir oleh perlakuan mnemonik kata kunci yang
memberikan kesempatan siswa untuk melibatkan aktivitas mereka dengan cara
mengenali kata Inggris, kata kunci, dan menciptakan asosiasi. Kondisi tersebut
memungkinkan siswa untuk mengingat aitem-aitem yang sulit menjadi mudah dalam
ingatan mereka.
Kemampuan membuat asosiasi yang
menjembatani antara kata kunci dan arti kata sebagai suatu kemampuan untuk
mengingat kosakata asing menjadi lebih bermakna dalam memori siswa. Membuat asosiasi dalam pandangan
Mastropieri dan Scruggs (1998) termasuk bagian dari meningkatkan kebermaknaan
sebagai suatu tehnik umum yang digunakan
untuk meningkatkan memori.
Salah satu unsur yang mempermudah
memori adalah rekognisi (mengenali kembali). Rekognisi akan mudah dilakukan
dibandingkan dengan mengingat kembali (recall). Hasil studi Rajaram
(1996) menyatakan bahwa memori melalui gambar memberikan hasil lebih baik
dibandingkan mengingat kembali, karena gambar lebih mampu memberikan elaborasi
mental. Rekognisi melalui gambar juga di anggap lebih efektif untuk
meningkatkan memori seseorang (Ghetti, dkk., 2002). Gambar yang disajikan dalam
mnemonik bisa berupa gambar konkrit maupun gambaran abstrak yang berupa
kemampuan membuat asosiasi terhadap kata kunci dan arti kata. Asosiasi yang
dihasilkan sendiri oleh siswa akan lebih memberikan gambaran yang berkesan,
karena siswa secara aktif menciptakan suatu media penghubung antara pengalaman
nyata yang terbentuk melalui asosiasi dengan kosakata asing yang disampaikan
selama pelatihan.
Berdasarkan teori decay,
interval waktu satu hari memungkinkan siswa mengalami kelupaan karena adanya
interval waktu yang cukup panjang. Hasil penelitian ini menolak hasil penelitian Wang, Thomas, dan Oulette
(1992) yang menyatakan bahwa untuk pengukuran memori jangka panjang, metode mnemonik kata kunci berkurang efektifitasnya
karena subyek penelitian sering bingung membedakan antara kata kunci dan arti
kata yang tidak ekuivalen. Hal itu di
antisipasi dengan upaya penulis untuk menyeleksi kata kunci sebelum dilatihkan.
Namun hasil penelitian ini tidak melakukan pengukuran terhadap tindak lanjut
setelah rentang waktu tertentu, padahal berdasarkan penelitian Wang, Thomas,
dan Oulette (1992), subyek kelompok mnemonik kata kunci mengalami penurunan
kemampuan memori sebesar 25 % setelah penundaan 2 hari jika dibandingkan
pengukuran awal memori segera.
Ingatan kelompok yang dikondisikan
menggunakan mnemonik kata kunci mempunyai nilai rata-rata lebih tinggi
dibandingkan kelompok yang dikondisikan dengan semantic-context (Wang
& Thomas, 1995). Subyek yang dikondisikan dalam kelompok mnemonik lebih
mampu membuat interpretasi dari bayangan atau gambaran dari suatu obyek dengan
menggunakan imaginasi. Kondisi ini menjadi menurun ketika dilakukan
penundaan dua hari untuk mengukur kemampuan memori. Penurunan yang terjadi
disebabkan karena adanya tuntutan kriteria belajar terlalu tinggi. Kriteria
tersebut bisa di identifikasi dari alokasi waktu + 12 detik untuk
memunculkan stimulus. Penulis mengantisipasi hal tersebut dengan memberikan
rentang waktu lebih lama dalam pemunculan stimulus. Tiap aitem dialokasikan
waktunya + 13 detik yang
digunakan untuk memperhatikan stimulus dengan cara menirukan daftar kata yang
dibacakan eksperimenter dengan suara keras,
dan + 20 detik digunakan untuk membuat asosiasi. Alokasi tersebut
digunakan untuk memberikan keleluasaan kepada semua subyek dalam kelompok
mnemonik, yaitu kelompok rendah maupun kelompok tinggi.
Besarnya peningkatan kemampuan memori
pada kelompok eksperimen bisa disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
1.
Alokasi waktu memadai.
2.
Ukuran subyek relatif kecil (N
= 20), sehingga memungkinkan eksperimenter memantau perkembangan siswa secara
intensif setiap kali ditemukan kesulitan dalam pelatihan.
3.
Subyek penelitian belum
terbiasa menggunakan suatu metode baru, namun mereka bisa berlatih dan belajar
untuk membuat asosiasi.
Jam pelajaran bahasa Inggris pada hari biasa (jam pelajaran sekolah)
berlangsung 2 x 35 menit (2 jam pelajaran atau 70 menit) dengan penyampaian
kosakata sebanyak 20 kosakata. Jumlah kosakata yang dikuasai oleh siswa
rata-rata 7 – 8 kosakata.
Pelatihan mnemonik kata di kunci dilatihkan dalam 2 x 80 menit
dengan jumlah kosakata yang dilatihkan 80 kosakata. Kelompok eksperimen
mengalami peningkatan kemampuan kosakata rata-rata 32 kosakata, sedangkan
kelompok kontrol mengalami peningkatan rata-rata 7 kosakata. Kesimpulan yang
bisa dimunculkan adalah mnemonik kata kunci cukup efektif dilatihkan dalam sisi
alokasi waktu penyampaian maupun jumlah penguasaan kosakata yang dikuasai siswa
dari hasil pelatihan tersebut.
Dilihat dari pelaksanaan eksperimen, rehearsal juga dilakukan oleh siswa ketika mereka menirukan
daftar kata kata yang dibacakan oleh eksperimenter dengan suara keras. Strategi
mnemonik pada dasarnya merupakan tehnik memori yang bisa dilakukan dengan
strategi memori rehearsal (mengulang aitem), mengorganisasikan aitem
(pengelompokan kata yang dilakukan penulis), dan elaborasi (membuat asosiasi
dalam pelatihan).
5. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan hasil eksperimen antara lain:
a.
Siswa yang diberi pelatihan
strategi mnemonik menunjukkan peningkatan kemampuan memori kosakata bahasa
Inggris lebih tinggi dibandingkan kelompok yang tidak diberi pelatihan.
b.
Strategi mnemonik akan berjalan
secara efektif, apabila dalam suasana belajar siswa dilibatkan secara aktif
untuk membuat manipulasi bayangan mental.
c.
Suasana kelas yang
mengedepankan aspek pemberian penghargaan juga harus diperhatikan sebagai suatu
bentuk diakuinya aspek efikasi diri siswa sebagai bagian proses belajar
mengajar. Siswa yang memiliki efikasi diri akan senantiasa berani mencoba, dan
berani belajar. Pembentukan efikasi diri siswa akan menciptakan iklim belajar
yang kondusif dalam berkompetisi dan berkompetensi.
d.
Proses pembelajaran dan
pelatihan merupakan suatu sarana penting untuk
berhasilnya suatu proses
pembelajaran mnemonik kata kunci.
e.
Kemampuan memori siswa terhadap
penguasaan kosakata bahasa Ingris akan bisa lebih optimal apabila siswa di
stimulasi dengan pemberian metode yang tepat.
Saran-saran untuk penelitian selanjutnya adalah
sebagai berikut:
a.
Penelitian dilakukan dengan membandingkan kriteria subyek
berdasarkan usia. Beberapa referensi menunjukkan bahwa metode mnemonik kata
kunci akan lebih efektif jika diterapkan kepada kelompok usia remaja dan
dewasa.
b.
Pengukuran hendaknya dilakukan
dengan beberapa kali amatan ulangan untuk kemampuan memori setelah rentang
waktu tertentu. Hal itu dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana peningkatan
kemampuan memori mampu dipertahankan oleh siswa yang diberi perlakuan strategi
mnemonik.
c.
Penyempurnaan kata-kata kunci
hendaknya dilakukan terhadap beberapa kosakata yang benar-benar mirip
bunyinya dengan kata inggris.
Tabel 3.
Penyempurnaan kata kunci
No. aitem
|
Kata Inggris
|
Kata kunci
|
Penyempurnaan kata kunci
|
Arti kata
|
Jenis kata kunci yang disempurnakan
|
1
|
bear
|
buyar
|
berang
|
beruang
|
Kata sifat
|
5
|
deer
|
der
|
direktur
|
rusa
|
Kata benda konkrit
|
6
|
duck
|
dug
|
dagelan
|
bebek
|
Kata benda konkrit
|
12
|
bright
|
memberi
|
pahit
|
terang
|
Kata sifat
|
26
|
shoes
|
saos
|
susu
|
sepatu
|
Kata benda konkrit
|
27
|
flag
|
plang
|
flek
|
bendera
|
Kata benda konkrit
|
35
|
hair
|
hari
|
heran
|
rambut
|
Kata sifat
|
37
|
mouth
|
muat
|
motivasi
|
mulut
|
Kata benda abstrak
|
41
|
canoe
|
kamu
|
nomaden
|
bersampan
|
Kata sifat
|
42
|
cycling
|
siklus
|
lingkaran
|
bersepeda
|
Kata benda konkrit
|
47
|
jumping
|
jumpa
|
jambe
|
melompat
|
Kata benda konkrit
|
62
|
comb
|
oncom
|
kombinasi
|
sisir
|
Kata benda abstrak
|
65
|
soap
|
suap
|
sopan
|
sabun
|
Kata sifat
|
74
|
pumpkin
|
mungkin
|
kina
|
labu
|
Kata benda konkrit
|
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, R. C.1987. Pengantar Psikologi.
Batam: Interaksara.
Campos, A., Amor, A., & Gonzales, M. A. 2004. Experimental
Psychology, 51 (2), 125-131. www.psy
content.com/abstracts/hh/zea/2004/02/body-zea
5102125.html. Di akses 14 Oktober 2004.
Campos, A., Gonzales, M. A., & Amor, A. 2003.
Limitations of The Mnemonics-Keyword Method. www.findarticles.com.
Diakses 15 Oktober 2004.
Cook, T. D. & Campbell, D. T. 1979. Quasi-Experimentation
Design and Analysis Issues for Field Setting. USA: Houghton Mifflin
Company.
Crocker, L., & Algina, J. 1986. Introduction
to Classical and Modern Test Theory. London: Holt Rinehart & Winston,
Inc.
Ghetti, S., Goodman, G.S., & Qin, J. 2002. False
Memories in Children and Adults: Age, Distinctiveness, and Subjective
Experience. Developmental Psychology.
38 (5), 705-718.
Hadi, S. 2000. SPS – 2000 Manual SPS Paket MIDI.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Johnsons, C.W., Adams, M., & Bruning, R. 1985.
Keywords and Vocabulary Acquisition: Some words of Caution About Words of
Assistance. Educational Communication and Technology Juornal. 33,
125-138.
Levin, J.R., Pressley, M., McCormick, C.B., Miller,
G.E., & Shriberg, L.K. 1979. Assesing the Classroom Potential of the
Keyword Method. Journal of Educational Psychology. 71,
583-594.
Markowitz, K. & jensen, E. 2002. Otak sejuta
gigabyte buku Pintar membangun Ingatan super. Diterjemahkan oleh esti A.
budihabsari dan Lala herawati Dharma. Bandung: Kaifa.
Mastropieri, M.A., & Scruggs, T.E. 1998.
Enhancing School Success with Mnemonic Strategies. http://www.Idonline.Org/Id_Indepth/teaching
_techniques/mnemonic_Strategies.html.
Diakses 10 September 2004.
Rajaram, S. 1996. Perceptual Effects on Remembering:
Recollective Processes in Picture Recognition Memory. Journal of Experimental Psychology: Learning, Memory and Cognition.
22 (2), 365-377.
Solso, R. L. 2001. Cognitive Psychology. Six Edition. Boston: Allyn & Bacon.
Spear, P. D., Penrod, S.D., & Baker, T. B. 988. Psychology
Perspective on Behavior. New York: John Wiley & Sons.
Wang, A.Y., Thomas, M.H., & Ouellette, J.A. 1992.
Keyword Mnemonic and Retention of Second-Language Vocabulary Words. Journal
of Educational Psychology. 84 (4), 520-528.
Wang, A.Y., & Thomas, M.H. 1995. Effect of
Keywords on Long-Term Retention: Help or Hindrance? Journal of Educational
Psychology. 87 (3), 468-475.
Woody, R. H., Lovoie, C. J., & Epps, S. 1992. School
Psychology A Developmental and Social System Approach. Boston: Simon &
Schuster, Inc.
terimakasih untuk artikel yang sangat membantu saya dalam penelitian menggunakan teknik mnemonik. :)
BalasHapus